Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat"
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat"
Dalam keseharian yang serba cepat sekarang ini, bandara bisa jadi tempat paling sibuk di dunia. Setiap menit pesawat lepas landas dan mendarat di bandara yang berbeda di seluruh dunia. Tentunya setiap bandara hampir dipastikan aman dan bebas dari gangguan untuk mulusnya pesawat mendarat. Tapi ternyata ada beberapa bandara didunia yang terkenal dengan bahayanya antara lain:
1. Bandara Internasional Kansai
1. Bandara Internasional Kansai
Bandara Kansai lokasi: Osaka, Jepang tahun berdiri: 1994 |
Bandara internasional Kansai dibangun di atas sebuah pulau buatan dengan panjang 2,5 mil dan lebar 1,6 mil. Daerah ini cukup besar sehingga dapat dilihat dari angkasa. Wisatawan dari bandara dapat pergi ke kota utama dengan mobil, kereta atau feri dengan kecepatan tinggi.
Stewart Schreckengast yang adalah seorang profesor teknologi penerbangan di Purdue University dan mantan konsultan penerbangan MITRE, mengatakan bahwa bandara ini mungkin akan berada di bawah air dalam 50 tahun atau lebih karena perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global. Tetapi boleh dibilang sebagai salah satu kehebatan manusia di dalam membangun karya dengan “mengakali alam”, bandar udara tersebut bernama Kansai International Airport.
Bandara tersebut digambarkan memiliki konstruksi yang dibuat tahan gempa dan juga tahan badai (tapi mungkin tidak tahan tsunami). Pembangunannya sendiri diberitakan sangat sulit, karena mesti meng-urug sebuah areal di air dan perancangnya juga mesti memikirkan bagaimana caranya agar bandara tersebut tidak tenggelam akibat lapisan tanah yang lembut dibawah permukaan laut yang mendasari bandara tersebut. Hingga saat ini dikatakan bahwa “amblasnya” bandara sudah dapat dikurangi dari 5 cm/bulan menjadi kira-kira 5 cm/tahun.
Kansai International Airport juga sering disebut sebagai Black Hole airport oleh para pilot karena ketika akan melakukan pendaratan pada malam hari, cahaya hanya datang dari bandara tersebut, sedangkan disekitarnya gelap gulita.
2. Bandara Madeira
Madeira Airport adalah sebuah bandara internasional. Bandara ini pernah terkenal dengan landasan pacu pendek yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan laut yang membuat pendaratan sulit bahkan untuk pilot berpengalaman. Landasan yang asli hanya 1.400 meter, namun kemudian diperpanjang menjadi 2.781 meter (9.124 ft), dimana 1000 meter (3281 ft) dari landasan didukung oleh 180 pilar. wow. masing-masing pilar memiliki ketinggian 50 meter (sekitar 17 lantai), mengejutkan, landasan ini dirancang untuk B-747.
Panjang landasan diperpanjang dua kali pada tahun 2003 hingga di atas lautan. Karena dibangun menggunakan sampah, perpanjanganitu dibangun di atas 180 tiang yang tingginya sekitar 70m.
3. Bandara Juancho E. Yrausquin
Satu-satunya bandara di pulau Saba, Antilles Belanda. Dikenal sebagai bandar udara komersial dengan landasan terpendek di dunia, hanya 400 meter, di satu ujung terdapat jurang, dan satu ujung lainnya gunung. Tapi ada saja pesawat yang mendarat di sini, tentunya berukuran kecil. Satu-satunya maskapai yang mendarat di bandara ini adalah Windward Islands Airways yang beroperasi setiap hari ke St. Maarten, St. Eustatius, dan St. Kitts menggunakan DHC-6 Twin Otter. Terbang ke St. Maarten hanya 12 menit dari Saba.
Di ujung landasannya diberi tanda X, supaya para pilot mengetahui Saba hanya digunakan untuk penerbangan komersial saja. Beberapa pakar penerbangan menyebutnya sebagai bandara paling berbahaya di dunia, meskipun tidak pernah terjadi kecelakaan di sana.
4. Landasan Terbang Es
Ide untuk menyediakan alat transportasi yang lebih cepat melalui penerbangan pernah dicetuskan sejak tahun 1928 oleh Sir Hubert Wilkins, dan pada tahun-tahun berikutnya sejak tahun 1946 dilakukan ekspedisi menggunakan transportasi udara. Namun Antartika adalah tempat yang beriklim ekstrem di dunia, sehingga penerbangan ke wilayah ini tidak selalu berjalan mulus. Sepanjang tahun, selalu ada sejumlah pesawat yang hilang akibat badai salju, misalnya pada tahun 1960, dua pesawat yakni Beaver dan DC-3 dinyatakan hilang, akibatnya selama periode 1960 dan 1970 helikopter dan beberapa pesawat fixed wing banyak digunakan karena lebih mudah beradaptasi.
Walaupun beberapa kali diadakan pengkajian termasuk kemungkinan membangun landasan pacu di atas es dekat stasiun Casey dilakukan, namun selalu gagal. Baru pada tahun 1989, pengujian terhadap transportasi udara di kawasan Antartika kembali dilakukan dan hasilnya hanya satu runway besar yang disarankan di Stasiun Casey, sedangkan jalur ski lebih cocok dibangun di area Stasiun Davis dan Stasiun Mawson. Pesawat Hercules pertama direncanakan untuk diterbangkan dari landasan tsb, namun harus batal akibat badai salju.
Pada tahun 2002, AAD membuka tender untuk menemukan operator yang bersedia beroperasi di antara Australia dan Antartika. Setahun kemudian Skytraders memenangkan kontrak tsb, dengan dua pesawat CASA 212 dilengkapi papan ski pada roda bawah agar bisa dioperasikan di atas permukaan es. Selanjutnya tahun 2007 pesawat Airbus A319 yang dirancang untuk perjalan pulang pergi tanpa harus transit untuk pengisian bahan bakar serta memiliki kabin yang cukup besar untuk penumpang dan barang dioperasikan pada rute Hobart-Antartika dan tahun 2008 A319 mendarat di Wilkins Aerodrome untuk pertama kali dengan membawa penumpang yang mendarat di atas es yang padat.
Landasan es yang memiliki panjang 4.000 meter ini harus selalu diperhatikan kemiringannya tidak boleh lebih dari 2 persen, ketinggian minimal harus 700 mdpl untuk memastikan bahwa suhu es berada di bawah 5 derajat celcius. Es memiliki struktur yang sangat dinamis, karena itu landasan pacu mengalami pergerakan sekitar 12 meter ke arah barat daya setiap tahunnya, karena itu landasan ini hanya digunakan pada bulan November hingga pertengahan Februari, selebihnya banyak ‘istirahat’ sepanjang tahun.
Ketika landasan akan digunakan, salju-salju yang menutupinya harus dibersihkan. Dan biasanya untuk menghentikan laju pesawat, rem tidak digunakan, tapi cukup dengan menggunakan spoiler atau melakukan pendorongan laju pesawat kearah berlawanan. Semua pilot yang terbang ke Antartika menerima pelatihan khusus agar bisa mendaratkan pesawat di atas permukaan es atau pada kondisi yang tidak biasa. Di Antartika, jarak pandang akan berkurang dan tidak ada satupun plang atau petunjuk arah yang bias diandalkan.
Dengan jalur penerbangan yang sekarang ada di Antartika, waktu yang dibutuhkan untuk bepergian menjadi sangat singkat. Para peneliti pun jadi memiliki lebih banyak waktu untuk berkutat dengan proyek mereka.
5. Bandara Internasional Princess Juliana
Bandara Princess Juliana adalah bandara tersibuk kedua di Karibia Timur. Bandara ini dinamai Juliana dari Belanda, seorang putrimahkota yang mendarat di sini tahun 1944. Bandara ini memiloiki landasan yang sangat pendek, sekitar 2.180 meter yang membuatnya sangat terkenal. Karena pendeknya landasan ini, pesawat harus mendekati pulau dengan terbang sangat rendah. Berbagai foto jet yang terbang di atas 10-20 meter atau 30-60 kaki di atas pulau ini diperkirakan palsu tetapi ternyata asli.
Princess Juliana International Airport dibangun pada tahun 1942, awalnya sebagai landasan udara militer AS selama Perang Dunia II, Kemudian pada tahun 1943, Princess Juliana International Airport berubah menjadi bandara sipil pada tahun 1943. Penerbangan sipil pertama dilakukan oleh Perusahaan Penerbangan KLM Royal Belanda dengan "Kolibrie" pada Tahun 1943.
Bandara ini kemudian di renovasi pada tahun 1964. Sebuah bangunan terminal baru dan Pengendalian operasional Tower dibangun sudut landasan diubah menjadi pos dari 090/270 derajat dengan panjang 1400 meter.
Bandar Udara Internasional Princess Juliana terkenal karena landasannya yang pendek yang hanya 2.433 meter (7.980 kaki), cukup panjang bagi jet besar untuk mendarat. Pesawat yang datang mendekati pulau dalam short final menuju Runway 10 harus terbang sangat rendah, lewat hanya 10-20 meter (30-60 kaki) di atas para turis di Maho Beach. Sebuah hal menantang yang disajikan dan akses yang cukup mudah untuk memotret sejumlah gambar spektakuler, menjadikan bandara ini sebagai salah satu tempat pilihan para pemburu pesawat di dunia. Untuk memenuhi peraturan internasional dan lokal, sebuah perpanjangan keamanan 150 meter dibangun.
Sampai saat ini, meskipun bandara ini terbilang bandara yang cukup ekstrim tapi belum ada sebuah insiden yang teramat parah. Namun, banyak turis “nyeleneh” yang sengaja berdiri di pinggir pantai Maho ketika pesawat sedang akan lepas landas sehingga dorongan mesin menyebabkan pasir pantai beterbangan ke arah mereka dan mereka juga dapat terlempar ke air.
6. Bandara Courchevel
Chourchevel adalah nama daerah ski terbesar di Perancis. Daerah ini memiliki bandara dengan landasan pacu yang sangat pendek sehingga pilot harus mendarat di sebuah strip pelambat dan lepas landas di strip penolak untuk mendapatkan kecepatan yang cukup. Hanya pesawat pribadi atau charter dan helikopter diperbolehkan mendarat. Kalau anda belum sempat melihat bandara ini anda bisa melihatnya di film Tomorrow Never Dies.
Bandara ini memiliki area pribadi untuk penerbangan swasta terbesar dari semua bandar udara di daerah ski di dunia. Courchevel juga merujuk pada kota Courchevel 1300 (Le Praz - desa asal), Courchevel 1550, Courchevel 1650 (Moriond), dan Courchevel 1850, penamaan daerah diikuti dgn ketinggian daerah masing - masing dalam satuan meter.
Bandara Courchevel juga memiliki catatan buruk dalam industri penerbangan sebagai salah satu bandara dengan landasan pacu terpendek di dunia, dengan panjang hanya 525 meter dan gradien sebesar 18,5% untuk membantu pesawat kecil mendarat. Bandar udara ini memiliki area pendekatan (approach) yang berbahaya melalui lembah-lembah curam yang hanya dapat dilakukan oleh pilot khusus bersertifikat.
Tidak ada prosedur go-around seperti layaknya bandara-bandara lain, karena terdapat lembah curam yang sangat dekat dan telah menjadi saksi beberapa kecelakaan sejak bandara dibuka. Pesawat propeller yang lebih besar seperti Twin Otter dan Dash 7 (membawa hingga 50 orang) telah biasa menggunakan bandara ini selama bertahun-tahun, tetapi saat ini telah dilbatasi penggunaannya, hanya sejenis Cessna dan helikopter yang sering terlihat saat ini. Runway bandara ini termasuk runway yg tersulit di dunia.
7. Bandara Internasional Barra
Bandara Barra adalah satu-satunya bandara di dunia dimana pesawat harus mendarat di pantai. Bandara ini terletak di pantai di Pulau Barra, Skotlandia yang sangat luas. Bandara ini tersapu habis oleh gelombang sekali sehari.
Barra International Airport adalah salah satu dari "Bandara Spektakuler dan Terindah" kenapa bisa disebut demikian? karena landasan pacunya pendek tetapi berada di bibir pantai. Barra International Airport satu-satunya "beach airport" (artinya "bandara pantai") di dunia yang masih tetap di gunakan hingga sekarang.
Jika malam tiba atau air pasang tiba pihak bandara akan menggunakan " reflective strips " (kalau di kita semacam spotlight) yg di tempelkan di permukaan pantai dan menerjunkan mobil dengan lampu penanda di atasnya agar lebih membantu pilot untuk mendarat di malam hari.
Jika malam tiba atau air pasang tiba pihak bandara akan menggunakan " reflective strips " (kalau di kita semacam spotlight) yg di tempelkan di permukaan pantai dan menerjunkan mobil dengan lampu penanda di atasnya agar lebih membantu pilot untuk mendarat di malam hari.
8. Bandara Lukla
Bandara Lukla adalah bandara kecil di Kota Lukla di Nepal Timur. Bandara ini terletak pada ketinggian 2.900 meter dan cukup populer karena memiliki gunung yang sangat besar di satu sisinya dan 1000 meter turunan di sisi lainnya.
Pada tahun 2008, pemerintah Nepal mengumumkan bahwa bandara akan berganti nama untuk menghormati Sir Edmund Hillary, orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest, yang meninggal dunia pada 11 Januari 2008. Bandara Lukla cukup populer sebagai tempat di mana kebanyakan orang memulai perjalanan mereka untuk naik Gunung Everest.
Umumnya penerbangan hanya bisa dilakukan pagi hari mulai pukul 7 hingga maksimum pukul 12. Jadi begitu cuaca baik, bergegas penerbangan ke Lukla jadi supersibuk. Dalam satu jam bisa 2-3 pesawat, baik take off dan landing.
Kemiringannya yang hampir 20% panjang hanya 527m dan lebar 20m ditambahi kabut tebal yang selalu datang membuat kombinasi yang berbahaya. Bandara Lukla merupakan warisan dari perlombaan menaklukan Everest pada awal ekplorasi di abad 20. Ketika Hillary dan Tenzing membawa bendera GB ke puncak (1953), bandara ini kemudian mengalami perubahan besar setelah program pembangunan sekolah di daerah terpencil. Sebuah program yang dilaksanakan Hillary sebagai wujud terimakasih untuk penduduk Himalaya.
Sumber:http://pernakpernik.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar